contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

SELAMAT DATANG DI FADLYHAFID.BLOGSPOT.COM JANGAN LUPA COMMENT :D
Minggu, 30 September 2012



THE STORY OF AL- QAMAH

            In the prophet era, there was a young man, namely Al- Qamah. He was very diligent to obey Allah’s obligation. He never leave it.
            One day, he got sick. His wife went to the prophet’s home to told him about it. Prophet delegated Ammar and Bilal to visit him. They did it thus.
            But, Al- Qamah already been in death agony. They asked him to say the confession.  I mean that Syahadat. Al- Qamah couldn’t pronounce it. They come back to Rasulullah, and told him about it. Rasulullah asked,
 “were his parents still alive?”
“Yup, still alive, but already too old.”
            They were asked by Rasulullah to face his parents. There, and then…
            Al- Qamah’s mom was very glad to heared it. When Rasulullah came and asked to her, she told that Al- Qamah used to be a good one. Prophet said,
            “oh, how about you?”
            Then, she said, “I hate him! because he preferred to his wife than me, and he has disobeyed me!”
            Rasulullah said, “Please take a pity for him, he was getting agony!”
            “But, he had ignored me!” she said too.
            “Okay, in this case, you didn’t need to do it. Let’s the other to hate him!”
            But, immediately, she changed her mind. When Rasulullah intended to leave, she said that he was forgive him.
            Finally, Rasulullah asked Bilal and Ammar to visit Al- Qamah’s home. They saw him got a better condition. He could say “LA ILAAHA ILLA LLAHU” before dying.
            By this story, we can take the conclution that Allah’s Bless is depend on our parents. And contrary, Allah’s anger is depend on our parents anger.
            So, we have treat them perfectly, obey their instruction and don’t ever hurt them.

ini dia terjemahannya :D
KISAH AL-QAMAH

Di era nabi, ada seorang pemuda, yaitu Al-Qamah. Ia sangat rajin untuk menaati kewajiban Allah. Dia tidak pernah meninggalkannya.
Suatu hari, dia jatuh sakit. Istrinya pergi ke rumah nabi untuk mengatakan kepadanya tentang hal itu. Nabi didelegasikan Ammar dan Bilal untuk mengunjunginya. Mereka melakukannya demikian.
Tapi, Al-Qamah sudah dalam penderitaan maut. Mereka memintanya untuk mengatakan pengakuan itu. Saya berarti bahwa Syahadat. Al-Qamah tidak bisa mengucapkannya. Mereka datang kembali kepada Rasulullah, dan mengatakan kepadanya tentang hal itu. Rasulullah bertanya,
"Adalah orang tuanya masih hidup?"
"Yup, masih hidup, tapi sudah terlalu tua."
Mereka diminta oleh Rasulullah untuk menghadapi orang tuanya. Ada, dan kemudian ...
Ibu Al-Qamah adalah sangat senang mendengar itu. Ketika Rasulullah datang dan bertanya kepadanya, dia mengatakan bahwa Al-Qamah dulunya seorang yang baik. Nabi berkata,
"Oh, bagaimana dengan Anda?"
Kemudian, ia berkata, "Aku benci dia! karena ia lebih suka istrinya dari saya, dan dia telah mendurhakai aku! "
Rasulullah berkata, "Harap kasihan untuknya, ia mendapatkan sekarat!"
"Tapi, dia telah mengabaikan saya!" Katanya juga.
"Oke, dalam hal ini, Anda tidak perlu melakukannya. Biarkan yang lain untuk membencinya! "
Tapi, seketika, dia berubah pikiran. Ketika Rasulullah bertujuan untuk pergi, ia mengatakan bahwa ia memaafkannya.
Akhirnya, Rasulullah meminta Bilal dan Ammar untuk mengunjungi rumah Al-Qamah ini. Mereka melihat dia punya kondisi yang lebih baik. Dia bisa mengatakan "LA ilaaha illa LLAHU" sebelum meninggal.
Dengan cerita ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa itu Allah memberkati yang tergantung pada orang tua kita. Dan sebaliknya, kemarahan Allah tergantung dari kemarahan prents kami.
Jadi, kami telah memperlakukan mereka dengan sempurna, mematuhi instruksi mereka dan tidak pernah menyakiti mereka.

0

0 komentar:

Posting Komentar

"This is about me and my argument"

Shrewdone corporation. Diberdayakan oleh Blogger.

pengunjung

Looking For Something?

Followers

Download